Training Soft Skill yang Sering Digunakan Oleh Organisasi Pemerintahan
Perencanaan dan
Pengembangan SDM
Disusun Oleh:
Shinta Kuntoharti
(43114110272)
Program
Studi S1 Manajemen
Universitas
Mercubuana 2016
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Soft skill
2.1.1 Definisi dan karakteristik soft skill
2.1.2 Manfaat soft skill
2.1.3 Pengaruh soft skill
2.1.4 Cara melatih soft skill
2.1.5 Tujuan pelatihan soft skill
2.1.6 Cakupan pelatihan soft skill
2.2 Pelatihan soft skill di Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
2.2.1 Sekilas tentang Kemenkumham RI
2.2.2 Pelatihan 7Awareness
2.2.3 Formulir evaluasi pelatihan
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
REFERENSI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah pribadi yang unik, dengan
pikirannya dapat membentuk karakter dirinya, karena setiap pikiran dapat
memiliki persepsi yang berbeda dari tiap orang yang menerima informasi dari
luar maupun dari lintasan pikiran di kepalanya. Belum lagi dipengaruhi oleh
keadaan emosi hatinya dan kesehatan atau keadaan tubuhnya yang dapat membentuk
karakter seseorang. Dan betapa luar biasanya jika seseorang dapat mengelola
kondisi pikiran dan mental dalam menghadapi kejadian-kejadian kehidupan dan
persepsi yang timbul karena lintasan pikiran tersebut, yang kemudian dirubah
menjadi motivasi dan tantangan untuk meningkatkan prestasi dan membentuk
karakter yang positif. Setiap manusia sudah diberikan sumberdaya di dalam
dirinya untuk dapat berubah menjadi lebih baik dan semakin lebih baik dalam
kehidupannya. Dalam pembentukan karakter positif, selain pemikiran yang positif
juga sangat berkaitan erat dengan perkataan dan perasaan yang positif.
Pengalaman hidup disadari maupun tidak disadari dapat mempengaruhi seseorang
dalam menjalani kehidupannya di saat sekarang dan yang akan datang. Seseorang
dapat mengembangkan diri dengan sangat baik dan penuh semangat dan berprestasi,
bisa juga dapat membatasi dirinya, kurang percaya diri, penakut dan hidup dalam
bayang-bayang negatif masa lalunya. Perubahan adalah sebuah pilihan, setiap
pilihan harus dikuatkan oleh kemauan dan keyakinan, dan bagaimana melakukan
proses perubahan yang terbaik dan ternyaman agar pikiran, hati dan tubuh pun
dapat mendukung perubahan yang diinginkan seseorang.
Pelatihan soft skill mengantar peserta
kepada perbaikan pandangan, sikap, dan perilaku terhadap diri sendiri dan
hubungan dengan orang lain. Kemudian mengarahkannya untuk mengenal semua
kekuatan diri sendiri secara positif; menerima diri sendiri apa adanya, lalu
mau berdamai, puas, bersyukur, dan bangga dengan diri sendiri; mengembangkan
diri dengan pikiran, perkataan dan perasaan positif untuk mengoptimalisasikan
semua potensi dan bakat terpendam di dalam diri; dan memotivasi diri untuk
menjadi seorang pribadi yang sukses dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Selanjutnya menguatkan kemauan dan keyakinan diri untuk melakukan perubahan dan
nantinya berpengaruh pada perubahan lingkungan di sekitarnya menjadi lebih
positif.
1.2
Rumusan Masalah
1. Definisi dan
karakteristik soft skill
2. Tujuan Pelatihan soft
skill
3.
Pengaruh dan manfaat
pelatihan soft skill
4.
Formulir evaluasi dalam
pelatihan soft skill di organisasi pemerintahan
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bentuk dan penjelasan contoh
formulir evaluasi yang sering digunakan oleh organisasi pemerintahan untuk tipe
training soft skill.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Soft Skill
2.1.1
Definisi dan Karakteristik
Soft Skill
Permintaan dunia kerja
terhadap kriteria calon pekerja dirasa semakin tinggi saja. Dunia kerja tidak
hanyamemprioritaskan pada kemampuan akademik (hard skills) yang tinggi saja,
tetapi juga memperhatikan kecakapan dalam hal nilai-nilai yang melekat pada
seseorang atau sering dikenal dengan aspek soft skills. Kemampuan ini dapat
disebut juga dengan kemampuan non teknis yang tentunya memiliki peran tidak
kalah pentingnya dengan kemampuan akademik.
Soft skill atau soft
competency merupakan kompetensi dasar yang menggambarkan bagaimana seseorang
berperilaku agar dapat melaksanaan pekerjaannya dengan baik (Parulia Hutapea
dan Nurianna Thoha, 2008:6). Kompetensi ini menekankan pada perilaku produktif
yang harus dimiliki serta diperagakan oleh seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan
agar dapat berprestasi dengan baik. Jika seseorang memiliki kompetensi ini
dengan baik, maka seseorang itu akan berprestasi lebih unggul dibandingkan
dengan seseorang yang tidak memiliki kompetensi soft skill. Soft skill pada
dasarnya merupakan ketrampilan personal, yaitu ketrampilan khusus yang bersifat
non teknis, tidak berwujud, dan kepribadian yang menentukan kekuatan seseorang
sebagai pemimpin, pendengar, nagosiator, dan media konflik. Bisa juga dikatakan
sebagai kemampuan interpersonal seperti kemampuan berkomunikasi dan bekerja
sama dengan kelompok.
Menurut Elfindri dkk (2011: 67), soft
skill didefinisikan sebagai berikut:
"Soft
skills merupakan ketrampilan dan kecakapan hidup, baik untuk sendiri,
berkelompok, atau bermasyarakat, serta dengan Sang Pencipta. Dengan mempunyai
soft skills membuat keberaaan seseorang akan semakin terasa di tengah
masyarakat. Ketrampilan akan berkomunikasi, ketrampilan emosional, ketrampilan
berbahasa, ketrampilan berkelompok, memiliki etika dan moral, santun dan ketrampilan
spiritual".
Sedangkan menurut Iyo
Mulyono (2011: 99), “Soft skills
merupakan komplemen dari hard skills. Jenis ketrampilan ini merupakan bagian
dari kecerdasan intelektual seseorang dan sering dijadikan syarat untuk
memperoleh jabatan atau pekerjaan tertentu”.
Aribowo sebagaimana dikutip oleh Illah Sailah (2008:
17), menyebutkan soft skills sebagai berikut:
"Soft skills adalah ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan
orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Atribut soft skills dengan demikian
meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter, dan sikap.
Atribut soft skills ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang
berbeda-beda dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak, dan
bersikap. Namun atribut ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau merubahnya
dengan cara berlatih membiasakan diri dengan hal-hal yang baru".
Pumphrey dan
Slatter (2002) menengarai bahwa soft skills memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Bersifat
generik, dalam arti digunakan dalam berbagai penyelesaian tugas yang berbeda.
2. Dapat
ditransfer dan diterapkan dalam berbagai aktivitas pelaksanaan tugas, disebut
juga sebagai keterampilan hidup (life
skills).
3. Merupakan
keterampilan atau atribut yang terdapat dalam aktivitas seperti pemecahan
masalah, komunikasi, pemanfaatan teknologi, dan bekerja dalam kelompok.
4. Dapat
dipromosikan sebagai keterampilan yang memberi dalam pembelajaran seumur hidup
(long life learning).
5. Dapat
dimiliki dan digunakan oleh pengusaha dan organisasi pemerintah.
6. Dapat
ditransfer dalam berbagai konteks yang berbeda oleh orang-orang yang memiliki
latar belakang disiplin ilmu, profesi dan jabatan yang berbeda-beda.
2.1.2
Manfaat
soft skill
Softskill adalah
istilah sosiologis yang berkaitan dengan seseorang “EQ” (Emotional Intelligence
Quotient), kumpulan karakter kepribadian, rahmat sosial, komunikasi, bahasa,
kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang menjadi ciri hubungan dengan
orang lain. Dengan Softskill kita dapat berkreasi dan terampil.
Berikut adalah
beberapa manfaat softskill :
1. Sebagai
atribut kualitas jasa
2. Dapat
bersifat mandiri
3. Softskill
dapat membangun karakter
4. Membangun
kepribadian yang berkualitas
5. Menumbuhkan
rasa percaya diri
6. Dapat
bersosialisai dalam team
7. Menumbuhkan
kepekaan wawasan pemikiran dan kepribadian kita
8. Juga
dapat membentuk jiwa yang kritis di dalam diri kita
2.1.3
Pengaruh soft skill
Keterampilan sangat
mempengaruhi tingkat kesuksesan seseorang. Dengan keterampilan yang ada
seseorang dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk dirinya maupun
lingkungan sekitarnya. Soft skill merupakan keterampilan diluar keterampilan
teknis dan akademis, dan lebih mengutamakan keterampilan intra dan inter
personal. Keterampilan intra personal mencakup kesadaran diri (kepercayaan
diri, penilaian diri, sifat dan preferensi, serta kesadaran emosi) dan
keterampilan diri (peningkatan diri, pengendalian diri, manajemen sumber daya,
pro aktif). Sedangkan keterampilan inter personal mencakup kesadaran sosial
(kesadaran politik, memanfaatkan keragaman, berorientasi pelayanan) dan
keterampilan sosial (kepemimpinan, pengaruh, komunikasi, kooperatif, kerja sama
tim, dan sinergi).
Sebagai contoh, di
dunia kerja dalam proses perekrutan karyawan baru, Soft skill dievaluasi
berdasarkan psikotest dan wawancara mendalam. Hasil dari psikotest tersebut
akan digunakan perusahaan untuk menempatkan karyawan di posisi yang tepat.
Keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skill
yang lebih baik. Perlu untuk diketahui bahwa soft skill bukanlah sesuatu yang stagnan.
Keterampilan ini dapat diasah dan ditingkatkan seiring dengan bertambahnya
pengalaman seseorang. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
soft skill, yang paling terkenal adalah learning by doing. Mengikuti berbagai
pelatihan dan seminar juga dapat meningkatkan soft skill. Namun, diluar itu
semua, ada satu cara yang paling ampuh untuk meningkatkan soft skill yaitu
dengan lebih sering berinteraksi dan beraktifitas dengan orang lain. Mengingat
pentingnya soft skill dalam kehidupan kita, maka marilah kita tingkatkan soft
skill demi kehidupan yang lebih baik.
2.1.4
Cara
melatih soft skill
Banyak di antara kita
tahu bahwa sostskill seseorang di tentukan dengan tolak ukur seseorang itu
dalam mengembangkan sofskillnya. Namun disini saya juga ingin memberi tahu
bahwa softskill itu sendiri tidak akan berjalan sempurna apabila tidak di
iringi dengan Hard Skill, begitu pun sebaliknya. Softskill itu sendiri akan
nampak apabila seseorang telah menemukan jati dirinya. Namun ada juga yang
tidak akan mendapatkan softskill dari dirinya sendiri apabila dia tidak ada
keinginan untuk berubah yang besar dalam hidupnya dari pola hidup yang buruk ke
pola hidup yang lebih baik dari sebelumnya. Karena Soft skill itu sendiri akan
lahir apabila seseorang memiliki motivasi yang besar untuk berubah lebih baik
dari sebelumnya.
Softskill sendiri
sangat berkaitan dengan suatu ketrampilan yang harus seimbang. Istilah
keterampilan softskill ialah istilah yang mengacu pada kepribadian seseorang
yang di asah dari dalam lalu di lengkapi pula dengan keterampilan Hard Skill.
Sehingga softskill itu mempunyai atribut, dengan demikian meliputi nilai yang
dianut, motivasi, perilaku, karakter, kebiasaan, dan sikap. Atribut atribut ini
dimiliki oleh setiap orang yang tentunya tidak sama satu dengan yang lainnya,
yang biasanya juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
1. kebiasaan
2. berfikir
3. berkata
4. bersikap
5. bertindak
Namun
pengaruh - pengaruh ini dapat berubah jika seseorang itu mau merubahnya dengan
cara membiasakan diri denagn hal-hal yang baru tentunya. softskil juga bisa
dikatakan sebagai suatu kemampuan yang mempengaruhi kita untuk bagaimana
berinteraksi dengan orang lain, softskill juga memuat beberapa komponen ,yaitu
komuniukasi yang efektif, berfikir yang kreatif dan kritis. bagaimana
masing-masing orang saja yang mempunyai pikiran hal-hal yang memuat dari
softskill itu sendiri.
2.1.5
Tujuan
pelatihan soft skill
Tujuan dari pelatihan
soft skills adalah memberikan kesempatan kepada individu untuk mempelajari
perilaku baru dan meningkatkan hubungan antar pribadi dengan orang lain. Soft
skills memiliki banyak manfaat, misalnya pengembangan karir serta etika
profesional. Dari sisi organisasional, soft skills memberikan dampak terhadap
kualitas manajemen secara total, efektivitas institusional dan sinergi inovasi.
Esensi soft skills adalah kesempatan. Lulusan memerlukan soft skills untuk
membuka dan memanfaatkan kesempatan.
Sukses di dalam sebuah
pekerjaan tidak hanya bergantung kepada rasio dan logika individu tetapi juga
kapasitas kemanusiannya. Kemampuan yang dimiliki manusia dapat diibaratkan
sebagai Gunung Es (Ice Berg). Yang nampak di luar permukaan air ialah kemampuan
Hard Skill/ Technical Skill, sedangkan kemampuan yang berada di bawah permukaan
air dan memiliki porsi yang paling besar ialah kemampuan Soft Skill.
Soft skill merupakan kemampuan yang
tidak tampak dan seringkali berhubungan dengan emosi manusia. Dilihat dari
konstraknya, semakin bergerak ke kanan menunjukkan atribut tersebut semakin
empirik dan sebaliknya semakin bergerak ke kiri atribut tersebut semakin
abstrak. Dilihat dari proses peningkatannya, semakin ke kanan semakin
berorientasi pada kegiatan yang langsung dan semakin ke kiri semakin
berorientasi pada kegiatan yang tidak langsung. Intervensi yang dapat diberikan
dalam meningkatkan soft skills adalah dengan pelatihan atau dengan pembinaan
yang intensif. Di sisi lain nilai-nilai dan moral dapat ditingkatkan dengan kegiatan berfokus pada
peningkatan kesadaran diri.
2.1.6
Cakupan
pelatihan soft skill
Secara umum cakupan pelatihan
soft skill terdiri
dari 2 (dua) bagian yaitu pelatihan untuk meningkatkan keterampilan seseorang
dalam berhubungan dengan orang lain (INTERPERSONAL SKILL) dan
pelatihan untuk meningkatkan keterampilan seseorang untuk mengatur dirinya
sendiri (INTRA-PERSONAL SKILL).
Pelatihan soft skill untuk keterampilan
interpersonal skill mencakup pelatihan kepemimpinan, motivasi, komunikasi
efektif, presentasi, negosiasi, public speaking, penjualan dan marketing,
service excellence, kerjasama tim, problem solving dan lain sebagainya.
Pelatihan soft skill untuk keterampilan
intra-personal skill mencakup pelatihan character building, manajemen waktu,
manajemen stres, setting goal, manajemen perubahan diri, creative thinking,
integritas & profesionalisme.
2.2
Pelatihan soft skill di
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
2.2.1
Sekilas
tentang Kemenkumham RI
Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (disingkat Kemenkumham RI)
adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan hukum dan
hak asasi manusia. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
dipimpin oleh seorang Menteri yang sejak 27 Oktober 2014 dijabat oleh Yasonna
Laoly. Kemenkumham beberapa kali mengalami pergantian nama yakni:
"Departemen Kehakiman" (1945-1999), "Departemen Hukum dan
Perundang-undangan" (1999-2001), "Departemen Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia" (2001-2004), "Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia"
(2004-2009), dan "Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia"
(2009-sekarang).
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24
tahun 2010, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan di bidang hukum dan hak asasi manusia dalam
pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara. Dalam melaksanakan tugas tersebut Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia menyelenggarakan fungsi:
1.
perumusan,
penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang hukum dan hak asasi manusia;
2.
pengelolaan
barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia;
3.
pengawasan
atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
4.
pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia di daerah;
5.
pelaksanaan
kegiatan teknis yang berskala nasional;
6. pelaksanaan kegiatan teknis
dari pusat sampai ke daerah
2.2.2
Pelatihan 7Awareness
Kemenkumham RI memiliki
slogan "Bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja ikhlas". Dalam
rangka meningkatkan kualitas pegawainya, Kementrian Hukum dan HAM RI bekerjasama
dengan RUMAH KESADARAN mengadakan pelatihan “The7Awareness” di bawah pimpinan
Master Trainer The7Awareness, Nanang Qosim Yusuf, untuk pegawai di lingkungan
Kementrian Hukum dan HAM seluruh Indonesia. Pelatihan ini dipercaya mampu
meningkatkan semangat produktivitas kerja pegawai, membangun mental yang
berintegritas dan profesionalisme yang tinggi.
Pelatihan “The 7Awareness” sudah
dilaksanakan oleh Kementrian Hukum dan HAM RI rutin setiap tahunnya sejak tahun
2014 lalu. Training ini biasanya dilaksanakan selama 3 hari yang melibatkan ±
60 pegawai di Kemenkumham.
Training The 7Awareness
adalah program pelatihan sumber daya manusia yang bertujuan
untuk melatih dan menanamkan kesadaran spiritual setiap individu agar lebih
mampu menerima diri dan menjalani hidup dengan penuh suka cita serta membuat
hidup lebih bermakna bagi diri sendiri maupun sesama. Pelatihan ini berfokus
pada 7 olah kesadaran manusia yaitu : Awareness of Thinking (Olah Pikir),
Awareness of Silence (Olah Hati), Awareness of Succcess (Olah Kesuksesan),
Awareness of Soul (Olah Jiwa), Awareness of wisdom (olah kearifan diri),
Awareness of Vision (olah visi), Awareness of Surrender (olah keikhlasan).
Didirikan di
Jakarta pada 30 Oktober 2008 oleh Nanang Qosim Yusuf (Naqoy), seorang anak
tukang becak kelahiran Bresbes, 12-Agustus-1979, lulusan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan memulai kariernya dimasa kuliah yaitu sebagai marbot
masjid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Alumni
The7Awareness mencapai 40.000 orang tersebar di seluruh Indonesia dan Asia dan
mengaku telah banyak yang sukses mengaplikasikan afirmasi positif menjadi
manusia unggul diatas rata-rata.
Kementrian Hukum dan HAM RI berharap
pelatihan ini mampu meningkatkan kualitas pegawai dalam rangka menjaga masa
depan negara Indonesia menjadi negara hukum yang kompeten dan objektif serta
mampu memberikan dampak nyata kepada pegawai dalam rangka membangun integritas
dan soft kompetensi yang tinggi.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Softskills
adalah seperangkat kemampuan yang mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi
dengan orang lain. Soft skills memuat komunikasi efektif, berpikir kreatif dan
kritis, membangun tim, serta kemampuan lainnya yang terkait kapasitas
kepribadian individu.
Evaluasi program latihan
dan pengembangan ini diartikan sebagai penetapan kriteria keberhasilan beserta
tolak ukurnya. Suatu program latihan memang sangat perlu untuk dievaluir sebab
dengan evaluasi akan diketahui seberapa banyak usaha latihan ini bisa mengubah
perilaku dari peserta sesuai dengan yang diharapkan oleh pelatih dan
perusahaan.
Evaluasi pelatihan
memiliki fungsi sebagai pengendali proses dan hasil program pelatihan sehingga
akan dapat dijamin suatu program pelatihan yang sistematis, efektif dan
efisien. Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data dan
informasi yang diperlukan dalam program pelatihan. Evaluasi pelatihan lebih
difokuskan pada peninjauan kembali proses pelatihan dan menilai hasil pelatihan
serta dampak pelatihan yang dikaitkan dengan kinerja SDM.
Evaluasi merupakan bagian
yang sangat penting dari program pelatihan, mengingat telah banyak menghabiskan
waktu, energi, serta biaya untuk pelaksanaannya. Agar pelatihan tidak sia-sia,
suatu langkah evaluasi dan tindak lanjut dilakukan secara teratur. Evaluasi
suatu program pelatihan diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap staf terjadi dan seberapa besar penerapannya
dalam memberikan arti atau pengaruh pada dirinya, kelompok dan organisasinya.
3.2 Saran
Kesuksesan individu pada umumnya, tidak hanya
ditentukan oleh hard skills seperti prestasi belajar, keterampilan teknik, dan
potensi akademik umum tetapi juga dipengaruhi oleh soft skills, social skills,
dan emotional skills. Perpaduan antara hard skills dan soft skills yang
proporsional akan membuat seseorang yang berprestasi tinggi dapat disukai
banyak orang. Keterampilan soft dapat mendukung kompetensi dan profesionalisme
yang dimiliki.
REFERENSI
Elfindri, et al. 2010. Soft Skills untuk
Pendidik. t.k.: Baduose Media.
Muqowim. 2012. Pengembangan Soft Skills
Guru. Yogyakarta: Pedagogia.
Kaipa, P & Milus, T. 2005. Soft
Skills are Smart Skills. http://www.kaipagroup.com.
Prastiwi,
W. Y. 2011. Pengembangan Soft Skill, Hard Skill dan Life Skill Peserta Didik
Dalam Menghadapi Era Globalisasi. http://www.infodikdas.com/.
Putra,
I. S. & Pratiwi, A. 2005. Sukses Dengan Soft Skills. Bandung: Direktorat
Pendidikan Institut Teknologi Bandung.
Sucipta, I. N. 2009. Holistik Soft
Skills. Denpasar: Udayana University Press.
http://the7awarenessgreat.blogspot.co.id/

0 komentar:
Posting Komentar