Rabu, 22 Februari 2017

Perencanaan dan Pengembangan SDM

Training Soft Skill yang Sering Digunakan Oleh Organisasi Pemerintahan

Perencanaan dan Pengembangan SDM




Disusun Oleh:
Shinta Kuntoharti (43114110272)


Program Studi S1 Manajemen
Universitas Mercubuana 2016 



DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN.. 1
1.1      Latar Belakang. 1
1.2      Rumusan Masalah. 2
1.3      Tujuan. 2

BAB II PEMBAHASAN.. 3
2.1      Soft skill 3
2.1.1      Definisi dan karakteristik soft skill 3
2.1.2      Manfaat soft skill 4
2.1.3      Pengaruh soft skill 5
2.1.4      Cara melatih soft skill 6
2.1.5      Tujuan pelatihan soft skill 7
2.1.6      Cakupan pelatihan soft skill 8
2.2      Pelatihan soft skill di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. 8
2.2.1      Sekilas tentang Kemenkumham RI. 8
2.2.2      Pelatihan 7Awareness. 9
2.2.3      Formulir evaluasi pelatihan. 10

BAB III PENUTUP. 13
3.1      Kesimpulan. 13
3.2      Saran. 13

REFERENSI. 14





BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Manusia adalah pribadi yang unik, dengan pikirannya dapat membentuk karakter dirinya, karena setiap pikiran dapat memiliki persepsi yang berbeda dari tiap orang yang menerima informasi dari luar maupun dari lintasan pikiran di kepalanya. Belum lagi dipengaruhi oleh keadaan emosi hatinya dan kesehatan atau keadaan tubuhnya yang dapat membentuk karakter seseorang. Dan betapa luar biasanya jika seseorang dapat mengelola kondisi pikiran dan mental dalam menghadapi kejadian-kejadian kehidupan dan persepsi yang timbul karena lintasan pikiran tersebut, yang kemudian dirubah menjadi motivasi dan tantangan untuk meningkatkan prestasi dan membentuk karakter yang positif. Setiap manusia sudah diberikan sumberdaya di dalam dirinya untuk dapat berubah menjadi lebih baik dan semakin lebih baik dalam kehidupannya. Dalam pembentukan karakter positif, selain pemikiran yang positif juga sangat berkaitan erat dengan perkataan dan perasaan yang positif. Pengalaman hidup disadari maupun tidak disadari dapat mempengaruhi seseorang dalam menjalani kehidupannya di saat sekarang dan yang akan datang. Seseorang dapat mengembangkan diri dengan sangat baik dan penuh semangat dan berprestasi, bisa juga dapat membatasi dirinya, kurang percaya diri, penakut dan hidup dalam bayang-bayang negatif masa lalunya. Perubahan adalah sebuah pilihan, setiap pilihan harus dikuatkan oleh kemauan dan keyakinan, dan bagaimana melakukan proses perubahan yang terbaik dan ternyaman agar pikiran, hati dan tubuh pun dapat mendukung perubahan yang diinginkan seseorang.
Pelatihan soft skill mengantar peserta kepada perbaikan pandangan, sikap, dan perilaku terhadap diri sendiri dan hubungan dengan orang lain. Kemudian mengarahkannya untuk mengenal semua kekuatan diri sendiri secara positif; menerima diri sendiri apa adanya, lalu mau berdamai, puas, bersyukur, dan bangga dengan diri sendiri; mengembangkan diri dengan pikiran, perkataan dan perasaan positif untuk mengoptimalisasikan semua potensi dan bakat terpendam di dalam diri; dan memotivasi diri untuk menjadi seorang pribadi yang sukses dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi. Selanjutnya menguatkan kemauan dan keyakinan diri untuk melakukan perubahan dan nantinya berpengaruh pada perubahan lingkungan di sekitarnya menjadi lebih positif.


1.2    Rumusan Masalah

1.         Definisi dan karakteristik soft skill
2.         Tujuan Pelatihan soft skill
3.         Pengaruh dan manfaat pelatihan soft skill
4.         Formulir evaluasi dalam pelatihan soft skill di organisasi pemerintahan

1.3    Tujuan

Untuk mengetahui bentuk dan penjelasan contoh formulir evaluasi yang sering digunakan oleh organisasi pemerintahan untuk tipe training soft skill.



BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Soft Skill

2.1.1        Definisi dan Karakteristik Soft Skill

Permintaan dunia kerja terhadap kriteria calon pekerja dirasa semakin tinggi saja. Dunia kerja tidak hanyamemprioritaskan pada kemampuan akademik (hard skills) yang tinggi saja, tetapi juga memperhatikan kecakapan dalam hal nilai-nilai yang melekat pada seseorang atau sering dikenal dengan aspek soft skills. Kemampuan ini dapat disebut juga dengan kemampuan non teknis yang tentunya memiliki peran tidak kalah pentingnya dengan kemampuan akademik.
Soft skill atau soft competency merupakan kompetensi dasar yang menggambarkan bagaimana seseorang berperilaku agar dapat melaksanaan pekerjaannya dengan baik (Parulia Hutapea dan Nurianna Thoha, 2008:6). Kompetensi ini menekankan pada perilaku produktif yang harus dimiliki serta diperagakan oleh seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan agar dapat berprestasi dengan baik. Jika seseorang memiliki kompetensi ini dengan baik, maka seseorang itu akan berprestasi lebih unggul dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki kompetensi soft skill. Soft skill pada dasarnya merupakan ketrampilan personal, yaitu ketrampilan khusus yang bersifat non teknis, tidak berwujud, dan kepribadian yang menentukan kekuatan seseorang sebagai pemimpin, pendengar, nagosiator, dan media konflik. Bisa juga dikatakan sebagai kemampuan interpersonal seperti kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dengan kelompok.
Menurut Elfindri dkk (2011: 67), soft skill didefinisikan sebagai berikut:
"Soft skills merupakan ketrampilan dan kecakapan hidup, baik untuk sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat, serta dengan Sang Pencipta. Dengan mempunyai soft skills membuat keberaaan seseorang akan semakin terasa di tengah masyarakat. Ketrampilan akan berkomunikasi, ketrampilan emosional, ketrampilan berbahasa, ketrampilan berkelompok, memiliki etika dan moral, santun dan ketrampilan spiritual".
Sedangkan menurut Iyo Mulyono (2011: 99), “Soft skills merupakan komplemen dari hard skills. Jenis ketrampilan ini merupakan bagian dari kecerdasan intelektual seseorang dan sering dijadikan syarat untuk memperoleh jabatan atau pekerjaan tertentu”.
Aribowo sebagaimana dikutip oleh Illah Sailah (2008: 17), menyebutkan soft skills sebagai berikut:
"Soft skills adalah ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Atribut soft skills dengan demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter, dan sikap. Atribut soft skills ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak, dan bersikap. Namun atribut ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau merubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri dengan hal-hal yang baru".
Pumphrey dan Slatter (2002) menengarai bahwa soft skills memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.    Bersifat generik, dalam arti digunakan dalam berbagai penyelesaian tugas yang berbeda.
2.    Dapat ditransfer dan diterapkan dalam berbagai aktivitas pelaksanaan tugas, disebut juga sebagai keterampilan hidup (life skills).
3.    Merupakan keterampilan atau atribut yang terdapat dalam aktivitas seperti pemecahan masalah, komunikasi, pemanfaatan teknologi, dan bekerja dalam kelompok.
4.    Dapat dipromosikan sebagai keterampilan yang memberi dalam pembelajaran seumur hidup (long life learning).
5.    Dapat dimiliki dan digunakan oleh pengusaha dan organisasi pemerintah.
6.    Dapat ditransfer dalam berbagai konteks yang berbeda oleh orang-orang yang memiliki latar belakang disiplin ilmu, profesi dan jabatan yang berbeda-beda.

2.1.2        Manfaat soft skill

Softskill adalah istilah sosiologis yang berkaitan dengan seseorang “EQ” (Emotional Intelligence Quotient), kumpulan karakter kepribadian, rahmat sosial, komunikasi, bahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang menjadi ciri hubungan dengan orang lain. Dengan Softskill kita dapat berkreasi dan terampil.
Berikut adalah beberapa manfaat softskill :
1.    Sebagai atribut kualitas jasa
2.    Dapat bersifat mandiri
3.    Softskill dapat membangun karakter
4.    Membangun kepribadian yang berkualitas
5.    Menumbuhkan rasa percaya diri
6.    Dapat bersosialisai dalam team
7.    Menumbuhkan kepekaan wawasan pemikiran dan kepribadian kita
8.    Juga dapat membentuk jiwa yang kritis di dalam diri kita

2.1.3        Pengaruh soft skill

Keterampilan sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan seseorang. Dengan keterampilan yang ada seseorang dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk dirinya maupun lingkungan sekitarnya. Soft skill merupakan keterampilan diluar keterampilan teknis dan akademis, dan lebih mengutamakan keterampilan intra dan inter personal. Keterampilan intra personal mencakup kesadaran diri (kepercayaan diri, penilaian diri, sifat dan preferensi, serta kesadaran emosi) dan keterampilan diri (peningkatan diri, pengendalian diri, manajemen sumber daya, pro aktif). Sedangkan keterampilan inter personal mencakup kesadaran sosial (kesadaran politik, memanfaatkan keragaman, berorientasi pelayanan) dan keterampilan sosial (kepemimpinan, pengaruh, komunikasi, kooperatif, kerja sama tim, dan sinergi).
Sebagai contoh, di dunia kerja dalam proses perekrutan karyawan baru, Soft skill dievaluasi berdasarkan psikotest dan wawancara mendalam. Hasil dari psikotest tersebut akan digunakan perusahaan untuk menempatkan karyawan di posisi yang tepat. Keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skill yang lebih baik. Perlu untuk diketahui bahwa soft skill bukanlah sesuatu yang stagnan. Keterampilan ini dapat diasah dan ditingkatkan seiring dengan bertambahnya pengalaman seseorang. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan soft skill, yang paling terkenal adalah learning by doing. Mengikuti berbagai pelatihan dan seminar juga dapat meningkatkan soft skill. Namun, diluar itu semua, ada satu cara yang paling ampuh untuk meningkatkan soft skill yaitu dengan lebih sering berinteraksi dan beraktifitas dengan orang lain. Mengingat pentingnya soft skill dalam kehidupan kita, maka marilah kita tingkatkan soft skill demi kehidupan yang lebih baik.

2.1.4        Cara melatih soft skill

Banyak di antara kita tahu bahwa sostskill seseorang di tentukan dengan tolak ukur seseorang itu dalam mengembangkan sofskillnya. Namun disini saya juga ingin memberi tahu bahwa softskill itu sendiri tidak akan berjalan sempurna apabila tidak di iringi dengan Hard Skill, begitu pun sebaliknya. Softskill itu sendiri akan nampak apabila seseorang telah menemukan jati dirinya. Namun ada juga yang tidak akan mendapatkan softskill dari dirinya sendiri apabila dia tidak ada keinginan untuk berubah yang besar dalam hidupnya dari pola hidup yang buruk ke pola hidup yang lebih baik dari sebelumnya. Karena Soft skill itu sendiri akan lahir apabila seseorang memiliki motivasi yang besar untuk berubah lebih baik dari sebelumnya.
Softskill sendiri sangat berkaitan dengan suatu ketrampilan yang harus seimbang. Istilah keterampilan softskill ialah istilah yang mengacu pada kepribadian seseorang yang di asah dari dalam lalu di lengkapi pula dengan keterampilan Hard Skill. Sehingga softskill itu mempunyai atribut, dengan demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, karakter, kebiasaan, dan sikap. Atribut atribut ini dimiliki oleh setiap orang yang tentunya tidak sama satu dengan yang lainnya, yang biasanya juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
1.    kebiasaan
2.    berfikir
3.    berkata
4.    bersikap
5.    bertindak
Namun pengaruh - pengaruh ini dapat berubah jika seseorang itu mau merubahnya dengan cara membiasakan diri denagn hal-hal yang baru tentunya. softskil juga bisa dikatakan sebagai suatu kemampuan yang mempengaruhi kita untuk bagaimana berinteraksi dengan orang lain, softskill juga memuat beberapa komponen ,yaitu komuniukasi yang efektif, berfikir yang kreatif dan kritis. bagaimana masing-masing orang saja yang mempunyai pikiran hal-hal yang memuat dari softskill itu sendiri.

2.1.5        Tujuan pelatihan soft skill

Tujuan dari pelatihan soft skills adalah memberikan kesempatan kepada individu untuk mempelajari perilaku baru dan meningkatkan hubungan antar pribadi dengan orang lain. Soft skills memiliki banyak manfaat, misalnya pengembangan karir serta etika profesional. Dari sisi organisasional, soft skills memberikan dampak terhadap kualitas manajemen secara total, efektivitas institusional dan sinergi inovasi. Esensi soft skills adalah kesempatan. Lulusan memerlukan soft skills untuk membuka dan memanfaatkan kesempatan.
Sukses di dalam sebuah pekerjaan tidak hanya bergantung kepada rasio dan logika individu tetapi juga kapasitas kemanusiannya. Kemampuan yang dimiliki manusia dapat diibaratkan sebagai Gunung Es (Ice Berg). Yang nampak di luar permukaan air ialah kemampuan Hard Skill/ Technical Skill, sedangkan kemampuan yang berada di bawah permukaan air dan memiliki porsi yang paling besar ialah kemampuan Soft Skill.
Soft skill merupakan kemampuan yang tidak tampak dan seringkali berhubungan dengan emosi manusia. Dilihat dari konstraknya, semakin bergerak ke kanan menunjukkan atribut tersebut semakin empirik dan sebaliknya semakin bergerak ke kiri atribut tersebut semakin abstrak. Dilihat dari proses peningkatannya, semakin ke kanan semakin berorientasi pada kegiatan yang langsung dan semakin ke kiri semakin berorientasi pada kegiatan yang tidak langsung. Intervensi yang dapat diberikan dalam meningkatkan soft skills adalah dengan pelatihan atau dengan pembinaan yang intensif. Di sisi lain nilai-nilai dan moral dapat  ditingkatkan dengan kegiatan berfokus pada peningkatan kesadaran diri.

2.1.6        Cakupan pelatihan soft skill

Secara umum cakupan pelatihan soft skill terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu pelatihan untuk meningkatkan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (INTERPERSONAL SKILL) dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan seseorang untuk mengatur dirinya sendiri (INTRA-PERSONAL SKILL).
Pelatihan soft skill untuk keterampilan interpersonal skill mencakup pelatihan kepemimpinan, motivasi, komunikasi efektif, presentasi, negosiasi, public speaking, penjualan dan marketing, service excellence, kerjasama tim, problem solving dan lain sebagainya.
Pelatihan soft skill untuk keterampilan intra-personal skill mencakup pelatihan character building, manajemen waktu, manajemen stres, setting goal, manajemen perubahan diri, creative thinking, integritas & profesionalisme.

2.2    Pelatihan soft skill di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI

2.2.1        Sekilas tentang Kemenkumham RI

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (disingkat Kemenkumham RI) adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan hukum dan hak asasi manusia. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dipimpin oleh seorang Menteri yang sejak 27 Oktober 2014 dijabat oleh Yasonna Laoly. Kemenkumham beberapa kali mengalami pergantian nama yakni: "Departemen Kehakiman" (1945-1999), "Departemen Hukum dan Perundang-undangan" (1999-2001), "Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia" (2001-2004), "Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia" (2004-2009), dan "Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia" (2009-sekarang).
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang hukum dan hak asasi manusia dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas tersebut Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi:
1.    perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang hukum dan hak asasi manusia;
2.    pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
3.    pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
4.    pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di daerah;
5.    pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional;
6.     pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah

2.2.2        Pelatihan 7Awareness

Kemenkumham RI memiliki slogan "Bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja ikhlas".  Dalam rangka meningkatkan kualitas pegawainya, Kementrian Hukum dan HAM RI bekerjasama dengan RUMAH KESADARAN mengadakan pelatihan “The7Awareness” di bawah pimpinan Master Trainer The7Awareness, Nanang Qosim Yusuf, untuk pegawai di lingkungan Kementrian Hukum dan HAM seluruh Indonesia. Pelatihan ini dipercaya mampu meningkatkan semangat produktivitas kerja pegawai, membangun mental yang berintegritas dan profesionalisme yang tinggi.
Pelatihan “The 7Awareness” sudah dilaksanakan oleh Kementrian Hukum dan HAM RI rutin setiap tahunnya sejak tahun 2014 lalu. Training ini biasanya dilaksanakan selama 3 hari yang melibatkan ± 60 pegawai di Kemenkumham.
Training The 7Awareness adalah program pelatihan sumber daya manusia yang bertujuan untuk melatih dan menanamkan kesadaran spiritual setiap individu agar lebih mampu menerima diri dan menjalani hidup dengan penuh suka cita serta membuat hidup lebih bermakna bagi diri sendiri maupun sesama. Pelatihan ini berfokus pada 7 olah kesadaran manusia yaitu : Awareness of Thinking (Olah Pikir), Awareness of Silence (Olah Hati), Awareness of Succcess (Olah Kesuksesan), Awareness of Soul (Olah Jiwa), Awareness of wisdom (olah kearifan diri), Awareness of Vision (olah visi), Awareness of Surrender (olah keikhlasan).
Didirikan di Jakarta pada 30 Oktober 2008 oleh Nanang Qosim Yusuf (Naqoy), seorang anak tukang becak kelahiran Bresbes, 12-Agustus-1979, lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan memulai kariernya dimasa kuliah yaitu sebagai marbot masjid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Alumni The7Awareness mencapai 40.000 orang tersebar di seluruh Indonesia dan Asia dan mengaku telah banyak yang sukses mengaplikasikan afirmasi positif menjadi manusia unggul diatas rata-rata.
Kementrian Hukum dan HAM RI berharap pelatihan ini mampu meningkatkan kualitas pegawai dalam rangka menjaga masa depan negara Indonesia menjadi negara hukum yang kompeten dan objektif serta mampu memberikan dampak nyata kepada pegawai dalam rangka membangun integritas dan soft kompetensi yang tinggi.


BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Softskills adalah seperangkat kemampuan yang mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Soft skills memuat komunikasi efektif, berpikir kreatif dan kritis, membangun tim, serta kemampuan lainnya yang terkait kapasitas kepribadian individu.
Evaluasi program latihan dan pengembangan ini diartikan sebagai penetapan kriteria keberhasilan beserta tolak ukurnya. Suatu program latihan memang sangat perlu untuk dievaluir sebab dengan evaluasi akan diketahui seberapa banyak usaha latihan ini bisa mengubah perilaku dari peserta sesuai dengan yang diharapkan oleh pelatih dan perusahaan.
Evaluasi pelatihan memiliki fungsi sebagai pengendali proses dan hasil program pelatihan sehingga akan dapat dijamin suatu program pelatihan yang sistematis, efektif dan efisien. Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam program pelatihan. Evaluasi pelatihan lebih difokuskan pada peninjauan kembali proses pelatihan dan menilai hasil pelatihan serta dampak pelatihan yang dikaitkan dengan kinerja SDM.
Evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari program pelatihan, mengingat telah banyak menghabiskan waktu, energi, serta biaya untuk pelaksanaannya. Agar pelatihan tidak sia-sia, suatu langkah evaluasi dan tindak lanjut dilakukan secara teratur. Evaluasi suatu program pelatihan diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap staf terjadi dan seberapa besar penerapannya dalam memberikan arti atau pengaruh pada dirinya, kelompok dan organisasinya.

3.2 Saran

Kesuksesan individu pada umumnya, tidak hanya ditentukan oleh hard skills seperti prestasi belajar, keterampilan teknik, dan potensi akademik umum tetapi juga dipengaruhi oleh soft skills, social skills, dan emotional skills. Perpaduan antara hard skills dan soft skills yang proporsional akan membuat seseorang yang  berprestasi tinggi dapat disukai banyak orang. Keterampilan soft dapat mendukung kompetensi dan profesionalisme yang dimiliki.


REFERENSI


Elfindri, et al. 2010. Soft Skills untuk Pendidik. t.k.: Baduose Media.
Muqowim. 2012. Pengembangan Soft Skills Guru. Yogyakarta: Pedagogia.
Kaipa, P & Milus, T. 2005. Soft Skills are Smart Skills. http://www.kaipagroup.com.
Prastiwi, W. Y. 2011. Pengembangan Soft Skill, Hard Skill dan Life Skill Peserta Didik Dalam Menghadapi Era Globalisasi. http://www.infodikdas.com/.
Putra, I. S. & Pratiwi, A. 2005. Sukses Dengan Soft Skills. Bandung: Direktorat Pendidikan Institut Teknologi Bandung.
Sucipta, I. N. 2009. Holistik Soft Skills. Denpasar: Udayana University Press.

http://the7awarenessgreat.blogspot.co.id/

0 komentar:

Posting Komentar